Pengertian Perubahan Kimia
Apa sih perubahan kimia itu?
Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu zat yang mengubah sifat-sifat kimianya sehingga menghasilkan zat baru.
Mengapa zat baru? Karena zat baru memiliki struktur molekul yang berbeda dengan sebelumnya. Ada penyusunan ulang atom dari suatu zat dan muncul perubahan sifat kimia dan komposisinya.
Dalam memahami perubahan kimia maupun dasar kimia lainnya seperti atom, molekul, ion, stoikiometri, reaksi kimia, gas, tabel periodik, dan masih banyak lagi, kamu dapat mempelajarinya melalui buku berjudul Kimia Dasar 2 Ed 3 dari Raymond Chang. Jika Grameds tertarik, klik “beli sekarang” yang ada di bawah ini.
Zat kimia yang hampir ada di sekitar kita memiliki sifat-sifat. Memangnya apa saja itu sifat -sifat kimia? Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang sifat-sifat kimia.
Pertama, mudah atau tidaknya zat tersebut terbakar? Kertas mungkin lebih mudah terbakar dari pada kayu. Namun, kayu lebih mudah terbakar lagi dibanding logam. Lalu Logam seng lebih mudah terbakar dari besi.
Kemampuan terbakar setiap benda tidaklah sama. Ada benda-benda yang mudah tersambar api, sehingga kita harus hati-hati saat menyimpannya.
Ada hati yang mudah terbakar cemburu hingga kita harus hati-hati saat menyimpan cinta, aiiiih!
Kedua, adalah mudah busuk atau tidak? Setiap makanan biasanya memiliki batas kadaluarsa. Itulah mengapa makanan biasa nya tertera batas kadaluarsa pada makanan.
Makanan jika sudah busuk rasanya tentu sangat berbeda dengan makanan awalnya. Seenak-enaknya makanan saat dibuat pertama kali, tentu setelah beberapa hari rasanya takkan sama.
Untuk menyiasati makanan yang dibuat agar tidak mudah membusuk maka tambahkanlah zat yang mampu membuat makanan bisa bertahan.
Zat yang ditambahkan disebut zat pengawet. Zat pengawet berdasarkan pembuatannya ada yang alami dan ada yang buatan.
Zat pengawet alami dibuat dari bahan-bahan yang diambil dari alam. Misalnya pengawetan ikan menggunakan garam atau pembuatan manisan menggunakan gula.
Untuk skala industri demi menekan biaya produksi maka bahan pengawet alami diganti dengan bahan pengawet buatan. Salah satu contohnya adalah natrium benzoat.
Namun yang ngeri adalah demi mengejar keuntungan besar banyak pedagang nakal yang menggunakan bahan pengawet yang tidak sesuai dengan peruntukannya
Mungkin masih lekat di ingatan kita penggunaan formalin dalam pembuatan mie atau tahu.
Formalin merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mengawetkan mayat. Ngeri banget kan?
Formalin dilarang keras digunakan untuk mengawetkan makanan karena dalam jangka waktu lama setelah menumpuk akan merusak organ tubuh.
Formalin adalah senyawa golongan aldehid dengan rumus kimia H2CO
Formalin hanya boleh digunakan untuk merayu pacar dalam bentuk quotes
“kamu kok awet muda sih? jangan-jangan kebanyakan pakai formalin”
Mengonsumsi bahan pengawet buatan sangat tidak disarankan karena membahayakan tubuh .
Oleh karena itu ,usahakanlah mengonsumsi makanan buatan sendiri yang memang kita awetkan dengan bahan alami .
Ketiga, apakah zat itu mudah berkarat? Perkaratan terjadi akibat adanya reaksi logam dengan oksigen. Kondisi lembab juga menyebabkan logam mudah berkarat. Kondisi lembab menunjukkan banyaknya kandungan air. Air juga bisa mampu menyebabkan korosi.
Mudah atau tidaknya logam berkarat itu secara kimia ditandai dengan kemampuan reduksi. Jika kemampuan reduksinya lemah,maka logam tersebut mudah terkorosi.
Sebentar, reduksi itu apa? Beneran lupa ?atau jangan-jangan pas guru kimia menerangkan konsentrasi lagi buyar gara-gara kantuk menjalar?
Ok kita bahas sekilas ya! Reduksi dilihat dari hubungannya dengan oksigen adalah kemampuan senyawa dalam melepas oksigen.
O,ya kebalikan dari peristiwa reduksi adalah Oksidasi. Jika reduksi adalah peristiwa lepasnya oksigen, maka oksidasi adalah peristiwa pengikatan oksigen.
Kemampuan reduksi logam sudah didapatkan oleh seorang Ilmuwan bernama Alessandro Giuseppe Volta ( 1745-1827). Harga potensial reduksi atau E⁰ dibuatnya menjadi deret.
Logam yang memiliki E⁰ rendah lebih mudah mengalami oksidasi sementara Logam yang memiliki E⁰ besar lebih mudah mengalami reduksi.
Misal besi memiliki potensial atau kemampuan reduksi -0,44 volt, nah untuk melindungi besi dari korosi maka besi dilindungi oleh logam yang potensial reduksinya lebih rendah dari besi misalnya Magnesium atau Mg. Mg memiliki potensial reduksi sekitar -2,37 volt.
Besi akan aman dilindungi oleh magnesium. Jika ada oksigen yang menyerang, maka Magnesiumlah yang maju dan melindungi besi.
Magnesium so sweet ya
Menggunakan logam lain untuk melindungi besi dari korosi merupakan perlindungan katodik.
Melindungi besi dari korosi bisa juga dengan mengecatnya.Jembatan atau pagar harus sering dicat berkala demi menghalau korosi selain juga untuk keindahan.
Selain itu, kita juga bisa melumuri dengan oli juga bisa jadi alternatif melindungi korosi.
Keempat, apakah zat tersebut mudah meledak? Untuk zat-zat seperti ini maka perlu penanganan khusus agar bisa meminimalisir peristiwa ledakan.
Ketika bahan peledak disimpan sembarangan maka ledakan bisa terjadi, seperti beberapa waktu lalu kita mendengar berita tentang meledaknya pabrik petasan akibat keteledoran pemiliknya dalam menyimpan bahan peledak. Atau kita juga sempat terhenyak dengan berita meledaknya amonium nitrat di sebuah pabrik di kota Beirut tahun 2020.
Ledakan di Beirut, Lebanon diakibatkan pupuk pertanian yang mengandung amonium nitrat tersimpan selama bertahun-tahun tanpa adanya pengamanan maksimal.
Amonium nitrat digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier, industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk. Itulah mengapa amonium nitrat sangat mudah meledak.
Selain amonium nitrat, tanpa kita sadari banyak bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko berbahaya di sekitar kita. Melalui buku berjudul Bahan Kimia Berbahaya Di Sekitar Kita yang ditulis oleh Prasetya Ramadhani ini, akan dibahas mengenai berbagai zat kimia yang memiliki resiko berbahaya yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Kelima, apakah zat tersebut beracun? Seperti kita ketahui banyak senyawa atau unsur kimia yang beracun.
Salah satunya Asam sianida yang sempat menjadi sangat familiar ketika ada kasus pembunuhan asam sianida pada kopi Vietnam merebak di tahun 2016 lewat peristiwa terbunuhnya Mirna oleh temannya Jessica .
Jessica saat itu disinyalir meracuni Mirna. Kasus ini sempat menghebohkan tanah air dan menyedot perhatian berbagai kalangan. Akibat kasus ini banyak orang jadi mengenal asam sianida.
Asam sianida mampu meracuni seseorang ketika terhirup atau tertelan. Asam sianida mampu menyebabkan kesulitan bernafas, kejang-kejang, hilang kesadaran bahkan henti jantung dan berujung kematian. Wujudnya yang berbentuk cairan dan tak berwarna mengakibatkan asam sianida mudah untuk dicampurkan .
Selain asam sianida, ada pula Arsenik yang konon pernah meracuni almarhum Munir. Arsenik Arsenik merupakan unsur yang terletak di golongan VA perioda 4 pada tabel periodik susunan berkala unsur-unsur kimia dengan rumus molekul As bernomor atom 33.
Sekilas info nomor atom adalah salah satu identitas atom yang tertera di sistem periodik unsur atau SPU. Nomor atom menunjukkan jumlah proton yang dimiliki atom.
Jika arsenik memiliki nomor atom 33 maka jumlah proton yang dimiliki arsenik adalah 33. Proton bermuatan positif. Selain proton atom memiliki elektron. Jika elektron itu jumlahnya sama dengan proton, agar muatannya netral. Sementara banyaknya neutron ditambah proton akan mempengaruhi jumlah nomor massa dari suatu atom
Arsenin Berbentuk serbuk, berwarna abu-abu metalik, tidak berbau, berat molekul: 74,92 g/mol, titik lebur: 817°C, tidak larut dalam air.
Keenam, zat mudah larut atau tidak? Jika mudah larut, maka akan banyak zat terlarut yang bisa tercampur dengan zat pelarut membentuk larutan
Halah bingung terlarut, pelarut, larutan kok mirip-mirip namanya? Ya sudah bahas dululah sedikit ya si larutan, larutan adalah campuran dari minimal dua zat.
Pertama, zat pelarut biasanya pelarut memiliki komposisi lebih banyak karena dia akan melarutkan zat terlarut yang jumlahnya akan lebih sedikit.
Misalnya kita akan membuat larutan kopi atau secangkir kopi. Pelarutnya air, terlarutnya kopi larutannya kita sebut larutan kopi.
Jadi, Ingat ya, Zat baru yang dihasilkan oleh perubahan kimia benar-benar berbeda dengan zat lama. Selain itu, perubahan kimia sendiri lebih dikenal dengan reaksi kimia.
Baca juga : Contoh Hewan Vertebrata: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi
Aspek Penyebab Perubahan Suatu Zat
Aspek “penyebab perubahan suatu zat” adalah reaksi kimia seperti apa yang bisa membuat suatu zat menjadi berubah. Adapun contoh dari aspek ini seperti pelapukan kayu, nasi yang basi, dan sebagainya.
Aspek bisa Kembali ke Bentuk Semula atau Tidak
Aspek “bisa kembali ke bentuk semula atau tidak merupakan aspek perubahan kimia yang prosesnya cukup rumit karena dibutuhkan prosedur yang cukup panjang. Misalnya, kayu dibakar yang berubah menjadi abu, kotoran hewan yang dijadika pupuk kompos, dan lain-lain.
Aspek bisa Kembali ke Bentuk Semula atau Tidak
Aspek “bisa kembali ke bentuk semula atau tidak merupakan aspek perubahan kimia yang prosesnya cukup rumit karena dibutuhkan prosedur yang cukup panjang. Misalnya, kayu dibakar yang berubah menjadi abu, kotoran hewan yang dijadika pupuk kompos, dan lain-lain.
Terjadi Perubahan pH
Ciri perubahan kimia yang kelima terjadinya perubahan pH. PH dikenal juga dengan derajat keasaman. Dalam dunia kimia ada senyawa yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Asam memiliki pH kurang dari 7 akan mengubah warna lakmus biru menjadi merah, bersifat korosif dan rasanya masam. Misalnya, buah jeruk yang di mana didalamnya merupakan sumber asam.
Sementara itu, basa memiliki pH lebih dari tujuh mampu mengubah lakmus merah jadi biru dan warnanya pahit. Obat-obatan merupakan salah satu contoh basa.
Asam dan basa memiliki sifat yang bertolak belakang, sehingga asam bisa menetralkan basa dan sebaliknya.
Obat maag merupakan basa karena mampu menetralkan kelebihan asam lambung yang diproduksi. Asam lambung yang semula memiliki derajat keasaman atau pH kurang dari 7 kemudian akan mengalami kenaikan pH saat dinetralkan oleh basa. Penetralan asam oleh basa atau sebaliknya basa oleh asam karena melibatkan perubahan pH termasuk reaksi kimia.
Aspek Perubahan Kimia
Contoh Perubahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari
Banyak sekali perubahan kimia yang terjadi di alam ini. Setiap makhluk mengalaminya setiap saat. Dari mulai proses pencernaan, pernafasan bahkan reproduksi. Besi yang berkarat, kayu yang terbakar, nasi yang basi, dan buah yang matang.
Motor bisa jalan karena ada reaksi kimia dari pembakaran bensin, jam dinding tak lelah berputar selama baterainya masih ada. Obat maag yang mengandung magnesium hidroksida dapat menetralkan asam klorida yang diproduksi lambung.
Berikut adalah beberapa contoh perubahan kimia :
Jadi reaksi kimia atau perubahan kimia ada di keseharian kita. Meskipun secara teoritis bikin kita menangis, tetapi pengaruh dalam kehidupan membuat kita dinamis.
Perubahan kimia yang sekiranya mengganggu bisa kita siasati. Seperti perkaratan besi. Jika kita mengetahui bahwa besi mengalami perubahan kimia karena perkaratan, maka kita harus rajin mengecat pagar rumah kita agar selain indah juga aman dari perkaratan.
Nah, untuk lebih memahami mengenai laju reaksi, hukum laju, membedakan orde reaksi dan masih banyak lagi yang terjadi dalam proses perubahan kimia, Grameds, dapat membaca buku dari Rusman yang berjudul Kinetika Kimia. Buku ini bisa kamu dapatkan dengan mudah, hanya dengan klik tombol “beli sekarang” di bawah ini.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan dipahami untuk diamalkan bukan sekadar dihafalkan, tetapi juga harus dimengerti agar bisa bermanfaat dikemudian hari. Semoga berguna ya bahasan perubahan kimianya. Selamat belajar!
Aspek Penyebab Perubahan Suatu Zat
Aspek “penyebab perubahan suatu zat” adalah reaksi kimia seperti apa yang bisa membuat suatu zat menjadi berubah. Adapun contoh dari aspek ini seperti pelapukan kayu, nasi yang basi, dan sebagainya.
Ciri-Ciri Perubahan kimia
Bagaimana kita tahu kalau zat tersebut mengalami perubahan kimia? Ya, tentu saja ada ciri-ciri yang menandai perubahan kimia. Apa sajakah itu?
Aspek Apa yang Mengalami Perubahan
Aspek “apa yang mengalami perubahan” merupakan munculnya zat baru yang terjadi akibat reaksi kimia yang terjadi. Misalnya, kedelai yang berubah menjadi tempe karena telah difermentasi dan susu yang diolah menjadi keju.
Baca juga : Contoh Hewan Invertebrata: Pengertian, Ciri & Klasifikasi